Visi Misi Quantum Investa

Posted by Diposkan oleh QUANTUM INFESTA On Jumat, Maret 19, 2010

Penebangan hutan di negara indonesia sekarang ini sidah tidak terkendali lagi, penebangan liar ataupun penebangan yang di lakukan dengan prosedur yang jelas pun sama saja, karena tetap saja terkadang dilakukan hannya demi kepentingan beberapa gelintir orang yang tamak, dan penebangan dilakukan tampa dengan penanaman kembali, sehingga mengakibatkan gundulnya hutan-hutan di negeri ini, padahal isu pemanasan global begitu kuatnya terndengar di seantero dunia, tetapi pada kenyataanya hanya beberapa gelintir orang saja yang perduli dan mau berbuat demi kelestarian hutan kita dan hutan dunia.


Berdasarkan itu pula saya melakukan kegiatan menghimpun berbagai investor untuk bekerja sama dalam melestarikan hutan yang kian berkurang dari detik kedetiknya. Namun pada kenyataanya tidaklah mudah mengajak para Investor begitu saja dalam kegiatan ini tanpa ada keuntungan dibalik kegiatan tersebut, oleh karen itu saya sangat setuju dan ikut mendukung program investasi kebun jati ini, di samping kita melestarikan hutan kita kita juga bisa mendapatkan keuntungan finansial yang luar biasa besar
Sementara itu Quantum Infesta Manajemen adalah Divisi Manajemen Perkebunan dari Quantum Infesta yang dibentuk seiring dengan meningkatnya kebutuhan kayu untuk pasaran global yang diperkirakan mengalami kekurangan sebesar 3,20 juta meter kubik per tahun. Hal ini disebabkan perkembangan penduduk dunia dan semakin sempitnya kawasan hutan. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan terobosan baru dalam penyediaan kayu untuk memasok kebutuhan global yang mendesak.
Kawasan hutan tropis mengalami kerusakan yang hebat, penebangan tanpa mengindahkan kelestarian hutan menjadi penyebab utama masalah ini. Kerusakan hutan di kawasan tropis mengakibatkan timpangnya antara kemampuan supply dan kebutuhan kayu. Di samping itu kerusakan hutan juga berdampak pada kualitas lingkungan dengan terjadinya peningkatan suhu bumi akibat dari menipisnya kandungan oksigen bumi serta bencana alam lainnya berupa banjir dan kekurangan suplai air.
Kenyataan tersebut telah mendorong organisasi internasional perkayuan tropika (ITTO) yang menentukan masa depan perdagangan kayu tropika, telah mengumumkan beberapa langkah untuk melindungi hutan tropika.
Memasuki Milennium III, organisasi internasional perkayuan tropika ITTO mengenakan syarat melarang membeli kayu yang berasal dari hutan tropika, kecuali kayu tersebut merupakan hasil pengelolaan hutan yang didasarkan kepada asas kelestarian hutan. Oleh karena itu program pembudidayaan kayu secara intensif untuk menghasilkan kayu dengan nilai yang tinggi adalah sangat diperlukan.
Salah satu upaya untuk mengantisipasi kebutuhan kayu dunia yang dapat dilakukan adalah dengan cara meningkatkan produktivitas pohon dengan perlindungan tanaman dan teknik budidaya yang baik. Penerapan bioteknologi terpadu dapat mendeteksi sifat-sifat unggul tanaman berdasarkan pemetaan genetic (genetic mapping) untuk mengidentifikasi DNA yang mengendalikan sifat-sifat unggul tanaman, seperti laju pertumbuhan kerapatan serat kayu dan kelurusan batang.
Dibandingkan dengan jenis kayu yang lain, kayu jati lebih baik untuk mencapai tujuan tersebut. Kayu jati terkenal karena mempunyai daya guna yang lebih, mudah di dalam pengerjaannya, kekuatan dan keawetan yang tinggi serta mempunyai nilai dekoratif. Jati jumbo adalah salah satu jenis tanaman jati unggul hasil pemuliaan kultur jaringan (bioteknologi) yang mampu menjawab tantangan di masa mendatang. Jati jumbo memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jati lokal, selain daya tumbuhnya cepat, tingkat kelurusannya yang tinggi, juga warnanya yang disuka konsumen luar negeri dengan serat yang lurus.
Namun demikian belum banyak masyarakat yang menyadari bahwa investasi dalam pembuatan tanaman jati sangatlah menguntungkan. Oleh karena itu muncul ide untuk memasyarakatkan program tanaman jati ini.

Sementara kondisi ekonomi Indonesia saat ini membutuhkan terobosan penciptaan bidang usaha yang dapat mengatasi berbagai kevakuman bidang usaha saat ini dan mempunyai keuntungan yang menjanjikan serta tingkat keamanan yang tinggi.
Salah satu bidang yang cukup prospektif untuk Indonesia saat ini adalah budidaya jati jumbo. Hal ini didukung oleh beberapa faktor antara lain ;
1. Produk jati jumbo mempunyai nilai jual yang tinggi akibat maraknya permintaan ekspor kayu olahan yang berbahan baku kayu jati.
2. Faktor-faktor produksi kayu di Indonesia sudah tercover, antara lain; manajemen, teknologi penguasaan tanaman jati, tersedianya lahan yang cukup luas yang tidak tergarap dan dibiarkan begitu saja, serta tersedianya tenaga kerja yang melimpah, yang merupakan asset yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan program usaha agroindustri berorientasi bisnis.
3. Pengembangan potensi yang ada di masyarakat dalam hal teknologi manajemen dan permodalan sehingga mampu menghasilkan produk yang luar biasa hasilnya bagi peningkatan taraf hidup.
4. Ketersediaan lahan mendukung pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas hasil hutan khususnya kayu jati sehingga mempunyai nilai jual tinggi dan mendukung tercapainya asas kelestarian produksi.
5. Penyelengaraan yang relatif singkat (antara 7 sampai dengan 15 tahun) yang merupakan daya tarik tersendiri bagi para investor.
6. Kebutuhan perbaikan kualitas lingkungan hidup, antara lain produksi oksigen dan konservasi hutan, tanah dan air.
7. Otonomi daerah memicu setiap daerah untuk dapat memanfaatkan asset yang ada di masing-masing daerah guna memberikan atau menambah Pendapatan Asli Daerah guna membiayai pengembangan dan pembangunan daerahnya.
Faktor pendukung tersebut di atas memunculkan ide dan gagasan untuk memanfaatkan aset-aset tersebut secara optimal, yang akan memberikan dampak-dampak positif untuk pengembangan daerah, yaitu:
1. Pemberdayaan masyarakat, sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi mereka untuk berkarya dan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Peningkatan pendapatan masyarakat, sehingga meningkatkan kesejahteraan dalam usaha pengentasan kemiskinan
3. Pemenuhan bahan baku industri yang menggunakan kayu sebagai bahan baku produksinya.
4. Rehabilitasi lahan kritis, sehingga nantinya diharapkan daerah tersebut akan menjadi daerah penyangga air.



by teakinv

0 komentar

Posting Komentar

Anda punya komentar tentang posting ini